BREAKING NEWS

Bisnis

Aplikasi

Dunia Sharing

Senin, 15 Juni 2015

Amalan salafush sholih di bulan Ramadhan

Bulan ramadhan tak lama lagi tiba. Bulan penuh kebaikan. Bulan ampunan dan rahmat. Bulan ramadhan. Pahala dilipat gandakan tak terhitung jumlahnya. Setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup.                                                  

Di bulan ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, sarana alternatif untuk meraup pahala yang banyak tak terhingga. Malam lailatul qadr.
Selalu saja diri ini terpompa untuk semangat beramal, saat membaca kisah para salafus shalih (orang-orang sholih terdahulu). Jejak kehidupan hamba-hamba Allah yang jujur. Hari-hari mereka sibuk dengan amal soleh. Rasanya mustahil amalan dahsyat itu dilakukan oleh manusia. Namum mereka manusia,  kita juga manusia. Mereka bisa, kitapun pasti bisa, dengan taufik dan bimbingan dari Allah ‘azzawajalla, insyaallah.
Membaca biografi mereka, menumbuhkan secercah semangat untuk menghadapi kehidupan ke depan, menjadi insan yang lebih baik dan meninggalkan kenangan-kenangan indah di kehidupan fana, sebelum  bertemu Sang Pencipta.
Tidak berlebihan bila sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan,
من كان منكم مستناً فليستن بمن قد مات، فإن الحي لا تؤمن عليه الفتنة، أولئك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم، كانوا أفضل هذه الأمة، أبرها قلوباً، وأعمقها علماً، وأقلها تكلفاً، قوم اختارهم الله لصحبة نبيه، وإقامة دينه، فاعرفوا لهم فضلهم، واتبعوهم في آثارهم، وتمسكوا بما استطعم من أخلاقهم ودينهم، فإنهم كانوا على الهدى المستقيم
“Siapa diantara kalian yang ingin mencari teladan, carilah teladan dari orang-orang yang sudah meninggal. Karena sesungguhnya orang yang masih hidup itu tidaklah aman dari fitnah (ketergelinciran). Mereka adalah shahabat Muhammadshallallahu ‘alaihi wasallam. Generasi termulia dari umat ini. Yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya dan paling anti berlebihan dalam tindakan.
Banyak riwayat yang mengisahkan kesungguhan mereka (para salafus salih) dalam beribadah di bulan penuh berkah ini. Berikut beberapa amalan mereka di bulan ramadhan:
1. Memperbanyak sholat malam.
Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ومن قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
”Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174)
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khotob radhiyallahu’anhu, menghidupkan malam ramadhannya dengan shalat semampu beliau. Sampai bila tiba tengah malam, beliau membangunkan keluarga beliau supaya bersama menjalankan sholat. Saat membangunkan, biasanya Umar mengatakan,
“Shalat…shalat…“
Seraya membaca firman Allah,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (Qs. Toha: 132)
Suatu hari Ibnu Umar membaca ayat,
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّه
Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. (Qs. Az Zumar: 9)
Karena saking istiqomahnya sahabat Utsman bin Affan mengerjakan sholat malam, Ibnu Umar sampai menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Ustman radhiyallahu’anhu. Ibnu Abi Hatim mengatakan,
وإنما قال ابن عمر ذلك لكثرة صلاة أمير المؤمنين عثمان وقرائته حتى أنه ربما قرأ القرآن في ركعة
“Ibnu Umar menjelaskan demikian, karena Amirul Mukmini; Utsman sering melakukan shalat malam dan banyak membaca Al Qur’an. Bahkan dikatakan seakan beliau membaca Al Qur’an seluruhnya dalam satu raka’at.”

2. Banyak membaca Al Qur’an.
Bulan ramadhan adalah bulan Al Qur’an (Syahrul Qur’an). Nabi kita; Muhammad shallallahu ‘ alaihi wa sallam menyimakkan hafalan Quran beliau kepada malaikat Jibril di bulan ramadhan. Ustman bin Affan, ketika ramadhan mengkhatamkan Al Qur’an sekali dalam sehari. Sebagian Salafush Sholih mengkhatamkan dalam tiga hari. Ada pula yang mengkhatamkan dalam seminggu. Mereka membaca Al Qur’an baik ketika shalat maupun di luar shalat.
Qotadah rahimahullah biasa menghatamkan Al Qur’an dalam seminggu. Namun untuk bulan ramadhan, beliau menghatamkannya dalam tiga hari. Saat sepuluh hari terakhir, beliau khatamkan dalam satu malam. Imam Az Zuhri rahimahullah, apabila tiba ramadhan beliau meliburkan rutinitas membaca hadis. Lalu beliau habis waktu untuk membaca Al Qur’an. Inilah Sufyan Ats Tsauri rahimahullah, apabila masuk bulan ramadhan beliau meliburkan ibadah-ibadah lain (yang sunah), kemudian beliau curahkan semua waktu untuk membaca Al Qur’an.
Ibnu Rojab rahimahullah menerangkan,
وإنما ورد النهي عن قراءة القرآن في أقل من ثلاث على المداومة على ذلك ، فأما في الأوقات المفضلة كشهر رمضان خصوصاً الليالي التي يطلب فيها ليلة القدر، أو في الأماكن المفضلة كمكة لمن دخلها من غير أهلها فيستحب الإكثار فيها من تلاوة القرآن اغتناماً للزمان والمكان ، وهو قول أحمد وإسحاق وغيرهما من الأئمة
“Ada riwayat yang menerangkan larangan mengkhatamkan Al Qur’an kurang dari tiga hari. Namun pada waktu-waktu mulia seperti bulan ramadhan, lebih-lebih di malam-malam terdapat lailatul qodr, atau di tempat-tempat mulia seperti Mekah; bagi pengunjung yang tidak menetap di sana, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al Qur’an. Dalam rangka optimalisasi waktu dan tempat yang mulia. Inilah pendapat Ahmad bin Hambal, Ishaq dan para imam lainnya” (Latoiful Ma’arif hal. 171).
3. Memperbanyak sedekah
Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma bercerita tentang kedermawan Rasulullahshallallahu’alaihi wasallam di bulan ramadhan,
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan; saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dalam hal meneladani Rasulullahshallallahu’alaihi wasallam, para Salafush Sholih adalah orang yang paling terdepan. Oleh karenanya, kita dapati riwayat-riwayat yang menjelaskan kedermawanan mereka di bulan ramadhan. Seperti halnya Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, beliau tidaklah berbuka kecuali memanggil anak-anak yatim dan orang-orang miskin untuk buka bersama.
Abu Suwar Al ‘adi menceritakan, “Orang-orang dari Bani ‘Adi biasa sholat di masjid ini. Mereka tidak pernah berbuka sendirian. Bila ada orang yang bisa diajak berbuka di rumah, mereka baru makan. Bila tidak ada, maka mereka keluarkan hidangan makanan ke masjid, hingga para jamaah pun berbuka bersamanya.”
Terlebih dalam ibadah sedekah, terkandung ibadah lain yang besar pahalanya. Diantaranya memupuk rasa kasih sayang sesama muslim, dimana amalan ini adalah salah satu sebab masuk surga. Seperti dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
لن تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا و لن تؤمنوا حتى تحابوا
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan tidak akan menjadi orang mukmin kecuali kalian saling mencintai.” (HR. HR. Muslim)
Dan memberi makan buka untuk orang yang puasa, juga amalan yang tak ringan pahalanya. Nabi shallallahu alaih wasallambersabda,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa yang memberi buka puasa orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan semisal pahala orang yang puasa itu; tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. Tirmidzi).

Wallahu a'lam

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 gbubjl