1. Pengaturan waktu.
Pandai
mengatur waktu akan dapat membantu seorang penghafal Al-Qur’an dalam
memelihara hafalannya. Mengatur waktu untuk mengulang-ulang hafalan yang
senantiasa terus berkelanjutan, harus terus dilakukan oleh seorang
penghafal Al-Qur’an. Biasakan jangan melewatkan waktu tanpa melakukan
hal-hal yang bermanfaat.
Rasulullah SAW telah memperingatkan, bahwa
hafalan Al-Qur’an akan lebih cepat hilang dan lepas bila dibandingkan
dengan seekor onta yang terikat kuat apa bila dia tidak selalu
mengulang-ulang hafalannya tersebut.
“ Jagalah Al-Qur’an, demi Yang
jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih cepat lepas dari pada
seekor onta dari ikatannya” (H.R. Bukhari)
2. Menyediakan waktu khusus
Dalam proses muraja’ah (mengulang) hafalan, seorang penghafal Al-Qur’an
harus menyediakan waktu khusus, misalnya sebelum atau sesudah subuh,
sebelum tidur, sebelum dan sesudah shalat fardhu. Siapapun dia, bila
mana sedang menekuni suatu pekerjaan dan memberikan porsi waktu yang
khusus, maka dia akan mendapatkan hasil yang tidak akan mengecewakannya. lihatlah bagaimana kehidupan para Ulama terdahulu dalam pengaturan
waktu, sehingga mereka dapat mewariskan karya-karya besar mereka yang
sampai hari ini masih menjadi rujukkan. Sabagian mereka wafat diusainya
yang belum begitu lanjut, akan tetapi mereka dapat menulis dan menyusun
banyak kitab.
3. Wirid Al-Qur'an
Selain menyediakan waktu
khusus, seorang penghafal Al-Qur'an harus memperbanyak tilawah, dia
harus memiliki wirid Al-Qur'an yang rutin dia lakukan setiap hari.
Usahakan dapat membaca Al-Qur’an minimal satu juz setiap hari, sehingga
dalam waktu tiga puluh hari / satu bulan anda akan mengkhatamkan tilawah
Al-Qur’an. Sering membaca Al-Qur’an akan dapat memudahkan seseorang
dalam menghafal Al-Qur’an.
4. Menjadi Imam Shalat
Hafalan anda
akan selalu melekat dalam ingatan anda apabila selalu anda baca dalam
shalat, khususnya saat shalat malam atau qiyamullail. Terlebih saat
menjadi imam shalat tarawih di suatu masjid yang antara pengurus jamaah
meresa tidak keberatan bila mana sang iman membaca satu juz untuk setiap
malamnya.
5. Mengajarkan orang lain
Salah satu cara yang paling
efektif dalam menjaga hafalan adalah mengajarkan orang lain, karena pada
saat mendengarkan hafalan muridnya, maka secara tidak langsung dia
sedang mengulang-ulang hafalan.
Mendengarkan bacaan orang lain
Banyak mendengar akan memudahkan kita menghafal, cepat hafal, selain
sering membaca juga karena sering mendengar bacaan orang lain. Buatlah
kesepakan atau janji bersama teman anda yang sedang menghafal Al-Qur’an
untuk saling menyimak, sehingga bila mana anda atau teman anda keliru
dalam membaca maka saat itulah anda berdua akan saling mengoreksi.
6. Sering mendengarkan murottal Al-Qur’an
Pilihlah salah satu bacaan syaikh terkenal, yang tilawahnya tersebar di
seluruh dunia dan cenderung diminati lagunya dalam membaca Al-Qur’an,
seperti Syaikh Misari Rasyid, Syaikh Suud Syuraim, Syaikh Abdurrahman Al-Sudais Syaikh Mahmud Khalil Al-Hushari, Syaikh Muhammad Siddiq
Al-Minsyawi, Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar, Syaikh Abdurrahman
Al-Hudzaifi, dll.
7. Membaca sejarah para penghafal Al-Qur’an
Untuk memberikan motivasi dan semangat baru maka anda juga harus
membaca perjalanan para ulama dan orang-orang yang menghafal Al-Qur'an,
anda akan dapat mengambil pelajaran dari pengalaman mereka serta dapat
memperbaharui semangat anda.
Membiasakan membaca tanpa melihat Mushaf
Biasakan mengulang hafalan tanpa melihat mushaf, karena bila mana
membaca hafalan selalu melihat mushaf maka akan ada ketergantung selalu
ingin melihatnya. Kecuali apa bila anda sudah tidak dapat melanjutkan
bacaan, maka boleh anda melihat mushaf.
8. Menjauhi kemaksiatan
Jiwa yang selalu berlumuran kemaksiatan dan dosa, sulit untuk menerima
cahaya Al-Qur'an, hati yang tertutup disebabkan dosa-dosa yang
senantiasa dilakukannya, tidak mudah menerima kebaikan, mentadaburi
ayat-ayat Al-Qur'an
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (Q.S. Muhammad : 24)
Dalam sejarah tercatat bahwa Imam Syafi'i rahimuhullah tergolong ulama
yang memiliki kecepatan dalam menghafal, bagaimana dia mengadu kepada
gurunya, Waki', suatu hari dia mengalami kelambatan dalam menghafal.
Maka gurunya lalu memberikan obat mujarrab, yaitu agar dia meninggalkan
perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari setiap penghalang antara
dia dan Tuhannya.
Imam Syafi'i rahimahullah berkata :
Aku mengadu kepada (guruku) Waki' atas buruknya hafalanku
Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan
Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.
Wallahu 'alam bishshawab.
Ditulis oleh: Ustadz Taufik Hamim Efendi, MA
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar